Hidup Hemat Energi dalam Keluarga: Dua Kunci Harmonis ala Mbah Nun

Hidup Hemat Energi dalam Keluarga: Dua Kunci Harmonis ala Mbah Nun

(Resensi konten video di kanal YouTube resmi CakNun.Com | Akad Suami Istri | Jurnal Cak Nun)

Sumber : (Foto -Istimewa/Pixabay)

Dalam sebuah unggahan di kanal YouTube resmi CakNun.com, Mbah Nun berbagi refleksi mendalam tentang kehidupan dalam rumah tangga sebagai pasangan suami-istri. Tanpa mengklaim kebenaran mutlak, Mbah Nun menawarkan prinsip-prinsip nilai yang dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin menjaga keharmonisan.

Dua Hal yang Tidak Boleh Jadi Bahan Pertengkaran

Menurut Mbah Nun, sejak awal pernikahannya, beliau dengan sang istri, Bu Via telah membuat “perjanjian” yang sederhana namun bersifat fundamental. Ada dua hal yang tidak pernah boleh menjadi sumber pertengkaran, yaitu uang dan seks.

1. Uang

Mbah Nun menegaskan bahwa uang, entah itu dalam keadaan cukup, kurang, atau bahkan berlebih, tidak seharusnya menjadi tema konflik pertengkaran dalam keluarga. Mbah Nun bersama Bu Via sepakat untuk segera saling menertawakan, jika diskusi tentang uang mulai memanas atau memicu potensi konflik. “Kita harus sanggup meremehkan uang dan meninggikan kepribadian kita,” ungkap Mbah Nun.

2. Seks

Hal kedua yang tidak boleh jadi bahan pertengkaran adalah seks, pesan Mbah Nun. “Mau enam bulan nggak sempat, mau sehari sepuluh kali, itu bukan alasan bertengkar. Emangnya kita sapi?” dengan gaya khasnya. Bagi Mbah Nun, seks hanyalah bagian kecil dari kehidupan manusia. Beliau juga mengingatkan bahwa, manusia tidak memiliki kuasa menciptakan anak, karena itu adalah kehendak Allah.

Membangun Rasa Saling Percaya

Kunci lain dalam rumah tangga menurut Mbah Nun adalah kepercayaan penuh terhadap pasangan. Dalam perjalanannya, Mbah Nun menyerahkan sepenuhnya pengelolaan keuangan dan rumah tangga kepada Bu Via. Bahkan, beliau mengaku tidak pernah memegang uang, tidak mengetahui ATM, atau urusan perbankan lainnya.

Kepercayaan ini, menurut Mbah Nun, membuat istrinya merasa dihargai dan terjunjung tinggi. “Orang yang merasa terjunjung akan tumbuh bersama rasa tanggung jawab,” kata Mbah Nun. Dalam tanggung jawab itu, seseorang akan memahami batas-batas, yang justru menjadi landasan kedisiplinan. “Rasa tanggung jawab akan membuat dia mencari ilmu mengenai batas-batas. Batas-batas membuat seseorang berdisiplin,” sambung Mbah Nun.

Kesadaran akan Batas: Ilmu Tertinggi dalam Rumah Tangga

Mbah Nun menekankan bahwa, kebahagiaan dalam rumah tangga tidak terletak pada kebebasan tanpa batas, melainkan pada kesadaran terhadap keterbatasan. Ilmu tertinggi adalah keterbatasan, bukan kemerdekaan,” Ilmu tertinggi adalah keterbatasan, bukan kemerdekaan,” tegasnya. “Orang sering terjebak mendamba-dambakan kemerdekaan sehingga dia melewati batas dan hancur karena itu. Kemerdekaan yang sejati, anda bisa temukan di dalam kesadaran menegenai batas-batas,” tegasnya.

Menurut Mbah Nun, pasangan suami dan istri yang baik adalah mereka yang secara sadar mampu memahami batas masing-masing dan saling bersikap rendah hati di dalam sebuah hubungan. “Seorang istri dan suami yang baik adalah orang yang mengerti batasnya masing-masing dan dia berendah hati atas dan di dalam batas-batas itu,” pesan Mbah Nun.

Pengantin Baru Setiap Hari

Dengan prinsip-prinsip ini, Mbah Nun bisa menikmati hidup yang tenang, dan damai bersama Bu Via.

“Alhamdulillah saya nggak tahu ini benar atau tidak, sejauh ini hidup kami menjadi enak, rileks, tentram, mesra. Dan tiap hari adalah pengantin baru, tiap malam adalah malam pertama,” kata Mbah Nun memungkasi.

Bagi pasangan yang ingin membangun rumah tangga yang harmonis, refleksi ini menjadi pengingat bersama bahwa cinta sejati tumbuh dalam rasa saling percaya, saling menghargai, dan kesadaran akan batas. Bagi saya yang masih jomblo, atau sedang berikhtiar menuju ke arah sana, tentu hal ini menjadi sebuah panduan sederhana penuh makna untuk hidup hemat energi dalam pernikahan saya nanti. Bismillah, perihal jodoh bukan lagi mengko lak eruh-eruh dhewe, tetapi perlu ikhtiar untuk ditempuh melalui jalan kebetulan-kebenaran atas petunjuk dari-Nya. Aamiin…

Ndilalah, tulisan ini juga saya tuntaskan tepat pada pukul 23:23 WIB. Saya menulis ini setelah merevisi tulisan acara Sakinahan dulur Damar Kedhaton yang telah melangsungkan akad pernikahan pada beberapa waktu yang lalu.

 

Gresik, 13 Desember 2024

Febrian Kisworo JM Damar Kedhaton tinggal di Cerme Gresik

Seorang bocah cilik ingusan yang gemar ngopi dan riwa-riwi untuk mencari inspirasi.