
Delapan tahun, tentu bukan waktu yang singkat. Dalam rentang waktu yang terasa sekeja pmata ini, Damar Kedhaton Gresik telah menempuh perjalanan panjang dengan beragam pengalaman yang dihadapi. Kadang melewati jalan bergelombang, malah seringkali melalui jalan yang berliku. Sejak lahirnya Damar Kedhaton, 9 Desember 2016 lalu, ditakdirkan bisa sowan Mbah Nun selesai Sinau Bareng CNKK di Lapangan Pongangan, Manyar; kehadiran Damar Kedhaton bukan hanya sebagai tempat untuk bertemu, yang setelah kegiatan langsung plencing begitu saja, lebih dari itu, Damar Kedhaton layaknya rumah kecil yang meneduhkan di tengah kepungan kepulan asap industri di Gresik.
Damar Kedhaton juga umpama api kecil. Ia menerangi dan memberi cahaya bagi sesiapa saja yang ber Maiyah di dunia ini. Sebuah rumah bersama untuk menata diri dan menemukan kembali arah dalam setiap kaki akan melangkah ke “dunia luar”. Seperti “cahaya” yang senantiasa mengingatkan kita untuk tidak terhanyut-larut dalam rutinitas hidup, tetapi bagaimana menemukan makna dalam setiap tindakan.
Sebagai perjalanan, Damar Kedhaton bukan sekadar tempat untuk berkumpul. Ia adalah bagian dari perjalanan spiritual yang membawa kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang arti dari kehidupan. Nata, dalam setiap langkah pertama yang kita ambil, mengajak kita untuk menatadiri, dan menetapkan arah yang lebih jelas, terukur, serta presisi. Dalam setiap perjalanan itu, berbareng kita berusaha menapaki jalan yang benar, mengikuti arah menuju cahaya, meski kadang tampakredup. Di sana, di Damar Kedhaton; berbareng kita belajar untuk menatahati, menatalangkah, dan berikhtiar membangun kesadaran baru setiap hari sebagai momen untuk memperbaiki diri.
Dengan bekal ilmu yang mengalir deras yang bersumber dari Maiyah, kita berbareng meniti perjalanan ini. Melalui spirit kebersamaan dalam payung sinau bareng, kita terus mencari makna di balik setiap nilai yang dialirkan. Seperti Mawaddah dan Rahmah yang sudah kita dapat dari Nya, Damar Kedhaton adalah “kendaraancinta”, bagaimana kita terus bersama-sama menggali makna hidup lebih damai untuk memperjuangkan Sakinah.
Perjalanan ini tidak berhenti pada kita, tetapi akan terus mengalir seperti air yang tak berhenti mengalir karena sumbernya sangat melimpah ruah. Tentu menjadi harapan dan doa yang perlu diikhtiari agar netes keanak cucu kita nanti. Cahaya yang kita terimahari ini, aliran air yang kita teguk hari ini, semoga menjadi warisan yang terus mengalir dan menumbuhkan cinta bagi generasi pembaharu nanti.
Maka, melalu imomen ini, mari kita berbareng merefleksikan perjalanan kita bersama, apa yang telah kitacapai, dan apa yang masih harus kita perjuangkan, semoga senantiasa diberikan keistiqomahan melaluitema ”Nata, Niti, Netes” dalam MajelisIlmuTelulikuran Damar Kedhaton Gresik Edisi ke-96, pada :
Hari/tanggal : Selasa, 24 Desember 2024.
Pukul : 20.23 WIB
Lokasi : “Rumah Cak Yayak” RT. 02 RW. 03 Desa Banjarsari, Kec. Cerme – Kab. Gresik.