
Pagi menjelang siang, laju motorku menuju Warung Kedhaton yang kemarin memberikan banyak pertanyaan, sehingga tertulisnya judul tulisan “Pertanyaan Pagi Hari”, dengan niat ingin menambah atau mengelaborasi pertanyaan yang kemarin melintas bagai Valentino Rossi sedang adu balapan di MotoGP, pertanyaan sederhana tapi sangat mengusik ketenangan akal. Takaran mode ngopi masih sama, kopi hitam sambil ditemani rokok kretek yang membuka pintu untuk mengembara di fantasi liar.
Kulihat sekelilingku, ternyata banyak juga yang mengembara dengan fantasinya, ada yang berkendaraan memakai gadget dan ada yang mengembara dengan mode bengong, ngelamun. Its oke, “Untuk apa kita hidup selama 63th?”
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.” (QS. Al Baqarah: 30).
Dalam firman Tuhan tercatat bahwa kita diamanatkan menjadi khalifah, di arena, lingkup, tempat masing-masing, bahkan mengkhalifahi dirinya sendiri. Langkah dan kisi-kisinya seperti bagaimana?
Ketika di zaman Kanjeng Nabi, mungkin kita lebih mudah mengakses informasi yang valid sehingga tidak salah langkah memaknai hidup, atau minimal kita hidup di era sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Sayyidina Ali, kita masih punya pondasi yang kokoh memaknai hidup.
Ketika di era digitalisasi, era banjir informasi, banjir pengetahuan, “Bagaimana cara, langkah yang harus ditempuh?” tanya anganku lagi.
Seketika kuteringat dawuh Kamituwa DK, Lik Syuaib, yang tertuang dalam surat Yasin, “Ittabi’uu man laa yas-alukum ajran wa hum muhtaduun“, yang artinya; Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Mari bersama-sama kita cari insan yang dimaksud oleh Kamituwa.
Mengenai khalifah, semoga tulisan edisi selanjutnya akan kita lanjutkan kembali.
Semoga harimu menyenangkan, selalu jaga hormon dopamin, sehingga yang terjadi ialah, mengko lak eruh-eruh dhewe.
Warung Kedhaton, Gresik 16 Januari 2025
Fauzi “Madrim” Effendy
JM Damar Kedhaton, tinggal di Gresik Kota