Kangen pasuryan paduka
Kanjeng Nabi kang angon langit lan bumi
Kuthaning berkah lan ngelmu
Endah tan kinaya ngapa
Kekasihing Gusti Kang Maha Luhur
Duh Nabi nyuwun margi
Tresna lahir trusing batin
[Album Perahu Nuh – Kiai Kanjeng]
Pangkur Kerinduan, sebait puisi yang ditembangkan, yang dari sebelas deret sekar macapat ia menjadi penanda fase kehidupan ke-sembilan, yang memuat ekspresi kerinduan pada sosok manusia paling mulia ; Kanjeng Nabi Muhammad.
Pangkur disinyalir mengandung makna mungkur, nyingkur, memunggungi. Apa gerangan yang hendak dipunggungi? Ya, segala macam nafsu duniawi. Konsekuensi logisnya, yang lagi dihadap-harap ialah dimensi ukhrawi, sisi adiluhung, luhur nan sejati.
Ketika satu-satunya kepastian dalam hidup adalah mati, maka apa lagi yang hendak dicari? Tatkala telah tercapai kesadaran bahwa kenyataan paling dekat dengan diri adalah berpisahnya ruh, megatruh, megat ruh, maka tak bisa dielak, gemuruh rindu pada yang sejati akan menjadi niscaya mengemuka dan mencari jalannya.
Dulur,masih di rentang bulan Rabiul Awwal yang istimewa, karena di dalamnya terdapat momentum hari kelahiran Baginda yang mulia, mari melingkar kembali untuk menapakkan jejak ungkapan cinta padanya, menggelar perjamuan kerinduan, pada Majelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton edisi ke-69, pada :
Selasa, 18 Oktober 2022
Pukul 20.23 WIB
Ds. Kembangan, Kec. Kebomas, Gresik