Generasi Kremi Babi

Ilustrasi, jainal13.wordpress.com.

Aku bertemu dengan Mat Bacok, kira – kira dua bulan yang lalu, di rumah seorang pegiat budaya dan sejarah kota Gresik. Ternyata, Mat Bacok sendiri mengenal namaku sudah sangat lama. Bahkan, semenjak aku masih ada di perantauan. Aku dan dia sama-sama masuk di dalam lingkup fan base salah satu grup musik rock di tanah air. Sepulang mengunjungi rumah pegiat budaya dan sejarah tersebut, kami sepakat mampir ke warung kopi untuk berdiskusi atau ngobrol – ngobrol lebih lanjut. Bercerita dan bertukar pandangan. Terutama, soal Maiyah.

Ada kalimat menarik dari Mat Bacok saat itu; dia memperkenalkan diri sebagai Kremi Babi. Mungkin, dia terinspirasi oleh ungkapan dari Gus Sabrang di suatu kesempatan tentang kremi babi. Sepintas, dia seakan bermaksud menghinakan diri sendiri. Sebab, kremi bisa dikatakan sebagai kosakata dengan artian yang berkonotasi negatif. Sementara babi, digambarkan secara umum oleh masyarakat kita sebagai hewan yang haram. Padahal menurutku, babi tidak haram. Babi menjadi haram, ketika kita memakan dagingnya.

Bagiku pribadi, ungkapan Mat Bacok yang menyebut dirinya sebagai kremi babi adalah sebuah upaya untuk tawadhu’ atau rendah hati. Berusaha bersembunyi di dalam lajur jalan sunyi yang sedang dia tempuh.

Sebuah perkenalan dan awal kemesraan yang sangat berkesan, setelah aku ngobrol sedikit banyak dengannya di malam itu.

Hari demi hari terlewati, intensitas bertemu dengan Mat Bacok pun sering terjadi. Terutama di warung kopi. Karena menurut dia, dengan meng-intens-kan ngopi bareng, melingkar kecil- kecilan, akan terjalin kemesraan satu sama lain, tercipta keselarasan frekuensi, sehingga kita saling kenal satu sama lain. Atau dengan kata lain, terciptanya rasa ngerteni dan pangerten antar sesama Jannatul Maiyah.

Sebelum terbentuk dan berdirinya Lingkar Maiyah Gresik Damar Kedhaton, Mat Bacok juga sempat berbicara sekaligus bertanya. Apakah Lingkar Maiyah harus ada di kota Gresik? Apakah terbentuknya karena ada sesuatu yang bersifat urgen? Karena begitu Lingkar Maiyah ada di kota ini, kita harus benar – benar istiqomah dan menjaganya dengan baik.

Sejauh yang aku kenal, Mat Bacok adalah seorang pejalan sunyi yang berdaya jelajah sangat tinggi. Semangatnya tak kenal lelah, istiqomah bersilaturohmi mengunjungi teman-teman sesama Jannatul Maiyah Gresik dari ujung utara sampai ke ujung selatan kota. Dia juga senantiasa mengajak sesama Jannatul Maiyah, “Ayo Rek, ngopi! Untuk mengintimkan dan membangun frekuensi di antara kita!”

Sejalan dengan irama waktu yang menurutku sangat pas dan presisi, aku mencoba lebih masuk ke dalam keintiman Lingkar Maiyah Gresik, dan ternyata dipertemukan dengan beberapa teman yang juga menyebut dirinya sebagai kremi babi.  Mereka pun sangat luar biasa daya juangnya. Rata-rata, mereka menerapkan serapan nilai-nilai Maiyah, dan memulainya dari lingkup keluarga masing-masing.

Apa yang mereka kerjakan, apa yang mereka jalani, atas dasar pengalaman mereka bersentuhan dengan nilai – nilai Maiyah. Aku melihat seberkas cahaya pada gurat-gurat wajah mereka. Wajah-wajah itu menggambarkan kegembiraan yang sangat mendalam.

Aku heran atas semangat mereka yang senantiasa mengajak berkumpul, bersilaturohmi, dan berupaya membangun keintiman bersama di antara Jannatul Maiyah, menembus batas ruang, jarak dan waktu. Lebih – lebih, mereka bukanlah pribadi-pribadi yang mengganggur tanpa pekerjaan. Mereka juga bekerja; bahkan, sebagian sudah berkeluarga. Hal tersebut menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi aku pribadi, untuk optimis melangkah ke depan, mengarungi kehidupan. Seperti ungkapan yang pernah dikatakan oleh Mbah Nun, bahwa ketika ada generasi yang ditenggelamkan, Allah juga mempersiapkan terbitnya generasi yang siap untuk dimunculkan. Generasi baru yang senantiasa berjuang dan mengupayakan sikap istiqomah sesuai dengan  konsep gravitatif dari Allah Ta’ala. Dan, merekalah generasi yang dipersiapkan oleh Allah itu.

Keistiqomahan dan ketawadhu’an mereka mendorongku berikrar sebagai bagian dari Generasi Kremi Babi, seperti mereka. Aku juga ingin berjuang  bersama mereka semua. Mengupayakan cinta-Nya. Bersama-sama di dalam lingkup Lingkar Maiyah Gresik Damar Kedhaton.

 

Rifqi Febrian Apriliansyah

Penggiat Damar Kedhaton. Aktif dalam berbagai kegiatan Maiyah.